Friday, September 30, 2005

IMF + World Bank = Economic Vampire !!!

aku bangga ternyata ada juga anggota DPR yang masih aktif di gerakan internasional untuk menyuarakan perlawanan Indonesia terhadap hegemoni si Vampir Ekonomi yaitu IMF dan Bank Dunia. Aku dukung perjuangan bapak.

***

IMF in Astonishing Attack on Democracy Parliamentarians Removed from G24 Ministers Meeting

In an extraordinary demonstration of how the IMF habitually bullies poor countries, and of its opposition to democratic scrutiny of its own activities, senior IMF staff threw two Members of Parliament (MPs) out of the meeting of the Group of 24 Developing Country Ministers on the 23 September 2005.

Dr. Dradjad Wibowo MP from Indonesia and Hon. Mohammed Jagri MP from Ghana had been invited to attend the meeting by the G24 Secretariat to present a petition calling for democratic oversight of World Bank and IMF policies, and to question World Bank President Paul Wolfowitz and IMF Managing Director Rodrigo Rato. The International Parliamentarians Petition (IPP) has been signed by over 1100 MPs from 55 parliaments.

The MPs, who were sitting next to the Saudi Foreign Minister at the time, were removed on the orders of the IMF's parliamentary liaison officer Patrick
Cricillo, and Mr. Parmeshwa Ramlogan, an advisor to Mr. Rato. The IMF tried to justify their actions on the grounds that they believed the MPs did not have
permission to attend the meetings, but they did not even check with the G24 Chair, Mr. Paul Toungui first. When his staff informed him about what had happened,
Mr. Toungui rightly ensured the MPs were allowed back in, but it was too late for them to deliver their petition or raise the issue with Rato and Wolfowitz. It has also since emerged that the IMF had been putting pressure on the G24 not to allow the MPs in to start with.

The IMF's media line is that they thought the MPs were civil society people with no right to be at the meeting. This is a bare-faced lie. Mr. Cricillo and Mr. Ramlogan were repeatedly informed of the status of the MPs before, during and after their removal by both the MPs and those there as aides. Furthermore, Mr. Wibowo had an official Delegates badge, and Mr. Jagri a Visitors pass both clearly displayed.

Before they were removed Martin Powell, of the World Development Movement said to Mr. Ramlogan, "Do you really think two MPs would travel half way round the
world on the off chance they could walk into a G24 Ministers meeting? Of course they have permission to be there. Have you checked with the Chair?"

Hon. Mohammed Jagri MP (Ghana) said, "It should beggar belief for the IMF to throw MPs out of a poor country ministers meeting to stop them presenting a petition
calling for democratic accountability of the IMF itself. In fact this is just one more demonstration of how the IMF actively undermines democracy in poor
countries, by riding roughshod over governments, parliaments and the people they represent. How can the IMF preach transparency and accountability to poor
countries when they behave like this?"

Would the IMF have removed a US Senator and the Chair of the UK Treasury Select Committee in this way? No. This is therefore clear discrimination too. In any
case, who are the IMF to dictate to the G24 who they can and can't have at their meetings?

Despite promising to let poor countries determine their own paths to development, the World Bank and IMF continue to impose economic conditions like
privatisation and trade liberalisation in exchange for debt relief, loans, and aid. In so doing they often over-ride national parliaments, undermine democracy
and increase poverty. The Petition was originally presented to Bank and Fund staff at the Spring meetings when MPs were told they should take their concerns to shareholders. Clearly the IMF had no intention of letting that actually happen.
This action shows once again that all the IMF's talk of country ownership and participation in decision-making processes is nothing more than empty rhetoric. For senior IMF staff to treat elected representatives of citizens of poor countries with
such contempt exposes an astonishing disrespect for the sovereignty of national parliaments. To now pretend they didn't know they were MPs is an insult to
our intelligence.

Martin Powell,
World Development Movement.
Martin@wdm.org.uk www.wdm.org.uk

Notes
1. The Petition is supported by a range of parliamentary and civil society groups including the Parliamentary Network on the World Bank (PNoWB), UK All Party Parliamentary Group on Debt, Aid and Trade, Action Aid, Christian Aid, Afrodad, Development Gap, Third World Network. See www.ippinfo.org for more information on the petition and signatories.

2. International Parliamentarians' Petition for Democratic Oversight of IMF and World Bank Policies

We the undersigned Parliamentarians;

Noting this is the 60th anniversary year of the creation of the International Monetary Fund (IMF) and World Bank - the Bretton Woods Institutions (BWIs).

Recognising that the IMF and World Bank have voiced a commitment to ensuring individual countries determine their own economic policies.

Noting that key economic policies continue to be imposed by both the World Bank and IMF as conditions for receiving debt relief and new loans, with the Boards of the BWIs retaining the power of veto over all measures including those in Poverty Reduction Strategy Papers.

We therefore call on the BWIs and their principal shareholders to ensure that the democratically elected representatives of recipient nations are the final arbiters of all economic policies in their countries. It is vital that national parliaments in recipient nations have the right and obligation to be fully involved in the development and scrutiny of all measures associated with BWI activities within their borders, and hold the final power of ratification.

Ensuring the primacy of sovereign national parliaments in this way will improve implementation of measures to reduce poverty, enhance good governance, and foster democracy.

Tuesday, September 27, 2005

Sesi Suksesi

tidak banyak yang tahu bahwa hari senin tanggal 26 September yang lalu terjadi peristiwa yang cukup penting di kampus. pada hari itu keluar surat keputusan dari Pak De yang secara resmi menetapkan pengisian jabatan-jabatan struktural di kampus. reshuffle ternyata memang terjadi. cocok dengan sas-sus yang beredar beberapa hari belakangan ini.

salah satu posisi yang ganti komandan adalah manajer riset dan pengabdian masyarakat. Pak De sudah mengangkat Bos Ed sebagai komandan disana. berhubung komandan yang baru ini punya spesialisasi keahlian di bidang teknologi informasi, maka nama jabatannya pun berubah menjadi Manajer Riset, Pengabdian Masyarakat, dan Sistem Informasi.

aku sebenernya enggak ada urusan dengan suksesi para pejabat struktural kampus itu. tapi karena Bos Ed diangkat menjadi salah satu pejabatnya, aku jadi ada urusan. Bos Ed itu atasan ku langsung di kantor. kita udah satu kantor selama 5 tahun. 4 tahun pertama dia menjabat sebagai Ketua Harian. artinya dia orang yang seharusnya paling bertanggungjawab terhadap kepengurusan kantor day to day. kira-kira satu setengah tahun yang lalu, terjadi suksesi di kantor dan dia menjadi Ketua Umum.

perubahan jabatan tersebut diikuti dengan dihapuskannya jabatan ketua harian. dengan demikian praktis dia adalah orang nomor satu di kantor yang tidak hanya menjalankan fungsi simbolik seorang Ketua Umum, tetapi juga mengemban amanah komando operasional seorang Ketua Harian. secara teoritis, dia sebenernya lebih powerful.

sejak Pak De yang baru ini menjabat, beliau mengeluarkan larangan rangkap jabatan. jangankan pejabatnya, staf administrasi di jajaran kabinetnya pun tidak boleh menjadi pemgurus di lembaga kajian. dengan diangkatnya Bos Ed sebagai salah satu pejabat struktural, maka besar kemungkinan sebentar lagi akan ada sesi suksesi berikutnya. yaitu pergantian jabatan Ketua di kantor ku. pertanyaannya, siapakah dia yang akan menjadi ketua berikutnya?

Friday, September 23, 2005

Menahan Amarah

seorang laki-laki yang berdinas di TNI Angkatan Laut dengan pangkat Kolonel dan menjabat sebagai guru militer utama di Komando Pendidikan TNI AL, telah membunuh 2 orang manusia di dalam sebuah ruang Pengadilan Agama di Sidoarjo pada hari rabu, 21 September 2005 yang lalu.

satu hikmah yang bisa ku ambil dari peristiwa itu. bahwa kemampuan kita menahan amarah pasti akan menyelamatkan kita dari perbuatan keji.

bapak kolonel itu pasti tidak mampu menahan amarahnya. kalau dia mampu. tentu dia tidak akan menggunakan sangkurnya untuk membunuh mantan istrinya dan hakim pengadilan tersebut.

darimana amarah muncul? banyak orang yang telah menguraikan panjang lebar jawaban atas pertanyaan tersebut. bahkan berbagai penelitian ilmiah dilakukan untuk menjawab pertanyaan singkat itu. tapi bagaimana menurutku?

bagiku amarah itu disebabkan kegagalan kita menyikapi keinginan kita yang tidak kesampean dan kita masih ingin memaksakan keinginan kita terpenuhi. masalahnya, kita seringkali tidak menyadari keinginan kita sendiri. akibatnya kita tidak pernah merasa bahwa tindakan kita merupakan pemaksaan kehendak. atau, kita menyadari keinginan kita, tetapi kita tidak peduli bahwa itu adalah keinginan yang buruk.

pada saat kita mengalami kegagalan tersebut, SETAN memprovokasi kita untuk membalas. dia memberikan solusi kepada kita berupa ajakan untuk menghancurkan siapa saja yang dianggap menjadi penyebab gagalnya keinginan kita. kemampuan menghancurkan itu kemudian berhubungan dengan keterampilan, kecerdasan, atau keberanian masing-masing orang. bagi seorang tentara yang sangat terlatih dalam penggunaan senjata, efek penggunaan keterampilan tersebut pada saat ia marah akan sangat fatal terhadap jiwa orang lain. bagi mereka yang tidak punya keberanian untuk melukai orang lain, maka mereka biasanya menghancurkan dirinya sendiri.

karena itu untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji, maka solusinya cuma satu. kita harus berusaha keras untuk menahan amarah, kapan dan dimanapun kita berada. aku sendiri sedang berusaha untuk melakukannya. masih jauh banget dari sempurna. aku masih sering marah-marah dan mengumpat dengan kata-kata kasar, terutama kepada supir-supir angkot. soalnya tindakan mereka memang suka menyebabalkan sih. tapi mudah-mudahan aku bisa berubah. semua berawal dari niat bukan?

Saturday, September 17, 2005

Persimpangan Lintasan Jagakarsa

sebenarnya udah lama aku mau nulis ini. tapi lupa-lupa melulu. akhirnya baru kesampean sekarang.

yang aku mau omongin sebenernya sederhana. tiang! yup. tiang!

waktu di atas lintasan rel jagakarsa dibangun fly over, aku seneng banget. karena itu akan sangat mengurangi kemacetan. ternyata si kontraktor membuat tangga untuk naik/turun dari flyover yang letak tiang penyangganya mempersempit jalan dari arah depok ke arah kampung rambutan. nyempitnya itu enggak main-main. sebab dari 3 jalur, menjadi 1 jalur. padahal, 4 meter di seberang tiang itu adalah perlintasan kereta api. artinya untuk melewati jalan itu, semua kendaraan harus melintasi rel kereta api tersebut.

gemes banget aku sama orang yang buat tiang penyangga itu. bagaimana enggak. semua orang yang pernah lewat jalan itu tau, bahwa penyempitan jalan itu pasti menimbulkan kemacetan. belum lagi fakta bahwa seringkali kendaraan yang dari arah pasar minggu ke depok suka enggak mau ngalah. padahal, rel kereta diantara jalan tersebut sangat aktif pemakaiannya. hampir 5 menit sekali ada kereta yang lewat baik dari arah kota maupun dari arah bogor. itukan sangat membahayakan orang yang di dalam kendaraan, terutama mobil. bayangkan saja kalau dalam keadaan macet, tiba-tiba ada kereta yang mau lewat. bagaimana jika mobil yang ada di lintasan tidak cukup waktu untuk dipindahkan.

apa pernah ada mobil yang tahan ditabrak kereta?!!! enggak ada kan?!! jadi udah jelas bahwa bahaya besar mengancam masyarakat pengguna jalan tersebut akibat kebodohan si arsitek perancang tiang itu.

aku rasa pemerintah tidak punya pilihan selain membongkar tiang tersebut. jangan sayang dengan uang sekian puluh juta rupiah untuk membangun tiang tersebut. pikirkan bahwa tiang itu meresikokan NYAWA banyak orang. aku rasa kalo saja ada lembaga masyarakat yang peduli, pemerintah perlu disomasi. selain itu sang arsitek juga tidak bisa lepas tanggungjawab. karena hasil dari buah pikirannya telah membahayakan nyawa orang banyak. mudah-mudahan aku tidak sendirian yang berpikir seperti ini.

Friday, September 16, 2005

Beasiswa

pagi tadi aku agak tertarik dengan pengumuman mengenai beasiswa penelitian di Korea. awalnya aku merasa bantuan finansialnya memadai, yaitu sebesar 5,500 USD. tapi setelah aku baca detailnya, wah aku jadi ngeri juga nih untuk apply. bayangin aja, menurut peraturannya, setalah kontrak ditandatangani peserta hanya mendapat 50% dari total budget (dari jumlah itupun masih dipotong lagi 5%, yang katanya akan dikembalikan jika final report diserahkan tepat waktu). setelah aku itung, jumlahnya sekitar 2612,5 USD. peserta akan mendapat 20% lagi dari total budget atau sekitar 1,100 USD setelah 3 minggu berada di Korea (itu pun dengan catatan, peserta telah menyerahkan laporan awal penelitian).

PADAHAL, tiket pesawat pulang pergi jakarta-seoul yang paling murah itu 2043,30 USD. itukan hampir separuh dari total financial support yang dikasih. padahal uang itu enggak cuma untuk tiket pesawat, tapi juga untuk uang kost, transportasi dalam kota, makan, cari data penelitian, dll. aku masih coba liat kemungkinan dapet source of funding lain. kalo dapet, mungkin aku mau apply. tapi kalo enggak dapet, ya aku enggak mau gambling.

sorenya aku kedatangan tamu. namanya mbak TJ. dia mau tau tentang hukum e-commerce. aku enggak bisa kasih dia kliping yang dia mau, tapi aku janji mau ngasih dia country report tentang perkembangan hukum e-commerce di INdonesia. menariknya, dia menawarkan untuk menyebarkan info-info di seputar beasiswa. mudah-mudahan saja semua lancar. jadi aku punya pilihan lebih banyak lagi untuk mengembangkan diri.

Thursday, September 15, 2005

Paris Hilton, IGOS, dan Nana Juwana

judul di atas menggambarkan tiga hal yang paling menarik minat ku hari ini. Paris Hilton. cewek ini jadi pemeran reality show yang berjudul simple life. menurut aku sih itu salah satu reality show paling menyebalkan. sama sekali enggak ada hal yang bisa diteladanin. apa sih lucunya, ngeliat 2 orang sok cakep yang bertindak semaunya dan sering ngerugiin orang lain? selain itu, acara itu nunjukkin banget (maaf) how bitch is she. dia makin banyak dikenal karena video seks nya bocor di Internet. nah...beberapa waktu yang lalu, kabarnya content handphonenya bocor di internet. jadi ada yang nge-hack hp nya dia, terus memposting foto dan address booknya di internet. hari ini diberitakan bahwa si hacker, seorang remaja berusia 17 tahun, mengaku bersalah telah melakukan itu. pengadilan memutus dia bersalah dan mengirimnya ke penjara anak-anak selama 11 bulan. selain itu, pengadilan juga memutuskan bahwa pada saat umurnya 18 tahun atau begitu ia bebas dari penjara, ia tidak boleh memiliki atau menggunakan alat apapun yang dapat terkoneksi ke INternet selama 2 tahun. pertanyaannya, bagaimana mengeksekusi keputusan yang kedua? apakah selama 24 jam sehari dalam 2 tahun tersebut, seorang petugas pengadilan akan mengawasinya? wow...jika iya seperti itu, tentu besar sekali biaya yang harus dikeluarkan negara untuk melaksanakan putusan itu. jika tidak, apakah itu tidak menurunkan kredibilitas dari pengadilan? menarik bukan?

IGOS atau Internet Goes Open Source. setelah pulang dari rapat dengan pengurus Mastel, aku mampir ke computer expo di balairung UI. ternyata sedang ada presentasi tentang IGOS dan peluncuran hotspot UI. entah kenapa, aku kok ngerasa, pesimisme aku terhadap program ini sama besarnya dengan yang dirasakan pak bobby. mungkin ini akumulasi dari pengalaman aku waktu mencermati berbagai program pemerintah soal teknologi informasi, yang sebagian besar jalan di tempat. ketika aku coba raba-raba lagi permasalahannya, aku ngeliat bahwa salah satu penyebab masalah adalah manajemen anggaran di pemerintah. birokrat biasanya bekerja berdasarkan proyek yang dianggarkan. itulah yang menentukan penting atau tidaknya suatu isu atau pekerjaan. makanya pekerjaan selalu terputus-putus. aku pikir kalo negara terus-terusan diurus seperti ini, kapan beresnya pengembangan teknologi informasi diIndonesia. aku pikir para birokrat itu harusnya agak sedikit progresif lah. aku setuju dengan usulan Pak Bobby, untuk 3 tahun ke depan, sebaiknya agendakan seluruh instansi dan proyek pemerintah sudah menggunakan Open Source Software. setelah itu sebaiknya ristek atau kominfo membundled saja semua software yang dipresentasikan di balairung itu dalam satu atau beberapa cd dan membagi-bagikannya. masalah persaingan usaha, nanti kita pikirin belakangan. kalo cuma ngomong doang, basi. more action please.

Nana Juwana. dia adalah hakim pengadilan tinggi jawa barat yang memutuskan bahwa bukan Nur Mahmudi Ismail yang menjadi walikota, tetapi Badrul Kamal. aku bukan anggota PKS, tapi aku tertarik dengan kasus ini karena putusan tersebut. hari ini diberitakan bahwa Komisi Judisial menyatakan bahwa pak hakim itu telah melakukan unprofessional conduct, karena 2 alasan. secara formil ia bersalah karena tetap melakukan pemeriksaan terhadap perkara yang sudah daluarsa. secara materil, ia bersalah karena memberikan putusan berdasarkan asumsi (dari satu pihak saja) dan bukan fakta. aku bersyukur atas keputusan itu, karena itu memperkuat kesimpulan tim Mahkamah Agung yang juga menyatakan bahwa pak hakim itu melakukan unprofessional conduct. artinya kebenaran telah semakin jelas, bahwa putusan itu cacat hukum, moral, dan keadilan. apakah setelah ini Pak Bagir Manan akan tetap mempertahankan pendapatnya bahwa MA terbelenggu oleh UU dan tidak bisa berbuat apa-apa? jika iya. maka aku pikir bahwa Pak Bagir telah melakukan unprofessional conduct juga. mudah-mudahan keputusan Pak Bagir sejalan dengan rekomendasi tim MA dan Komisi Yudisial. aku percaya bapak masih punya hati nurani.

Tuesday, September 13, 2005

APJII v. Everyone

ya. tampaknya Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada hari-hari belakangan ini memiliki banyak musuh. sebelumnya mereka berseteru dengan pengelola cctld.id tentang pengelolaan nama domain .id. mister CA bahkan mengibaratkan perseteruan kedua pihak tersebut seperti perseteruan kedua anak kecil yang gak selesai-selesai. kita tau lah tabiat anak kecil. kalo ada maunya pasti mau menang sendiri. enggak mikirin orang lain dan enggak mikirin yang kita mau itu bener apa enggak. aku setuju sama mister CA.

sekarang APJII berantem lagi sama lembaga lain. kali ini pengurus IDC lawannya. akibatnya IDC mematikan Indonesia Internet Exchange (IIX). efeknya koneksi ke beberapa situs indonesia yang terkoneksi ke IIX jadi agak lambat.

berangkat dari dua kasus tersebut patutlah kita ajukan pertanyaan AADA atau Ada Apa Dengan APJII? kenapa pengurusnya yang sekarang cari perhatian terus sih dengan bikin ribut sama lembaga-lembaga yang jelas-jelas punya kontribusi besar terhadap perkembangan Internet di Indonesia? nyebelinnya kalo dirunut-runut, kok keliatannya semua ujung pangkal dari keributan tersebut kayanya terkait dengan duit. bener-bener gak respek.

padahal, Indonesia butuh banget kekompakan dari para penggiat teknologi tersebut. bukan apa-apa. kita ini tertinggal banget dari negara-negara lain. bukan karena kita goblok. tapi karena kita enggak kompak dan banyak oportunis yang cuma mau cari keuntungan pribadi tanpa mikirin orang lain. untuk masa-masa sekarang, menurut aku sih duit kita nomor sekiankan dulu lah. kita berkarya dulu. kita bangun fundamen Internet Indonesia yang kuat. aku sih enggak setuju kalo belum apa-apa kita udah nyerahin urusan ke pemerintah. karena itu artinya kita mundur. kita kembali terjebak dalam doktrin orba, bahwa pemerintah sebagai pembina.

kalo di amerika serikat us departement of commerce punya andil besar dalam menentukan kebijakan pengelolaan internet. itu karena mereka yang punya share besar waktu penelitian itu dilakukan. mereka yang dulunya mendanai proyek-proyek itu. jadi hak kekayaan intelektualnya menjadi milik mereka. tapi di indonesia kan beda. waktu masyarakatnya susah payah kerja, pemerintah masih belum ada yang ngerti. mereka sibuk ngabisin anggaran untuk urusan-urusan lain yang enggak relevan. nah terus sekarang mereka balik lagi mengurus urusan masyarakat, karena masyarakatnya enggak bisa damai. gimana sih!

tapi kalo udah begini kejadiannya, aku juga jadi agak pragmatis. aku sih enggak setuju kalo pengelolaan nama domain, ip address, dan koneksi IIX dilakukan berdasarkan hasil kompromi. biasanya praktek seperti itu akan membuat kinerja organisasi menjadi tidak profesional. sebaiknya semua pihak duduk bareng dan mencoba menyamakan asumsi dulu. orang-orang yang enggak punya kompetensi enggak usah diajak. kalo memang pertemuan itu tetep enggak nyambung, ya udah mereka yang lebih dipercaya organisasi internasional seperti ICANN dan WSIS lah yang sebaiknya menentukan arah. kalau perlu jalan sendiri. jangan takut dengan pembunuhan karakter melalui media massa oleh lawannya, sebab ini demi kemajuan Internet indonesia.

Monday, September 12, 2005

Na-Tura

Na-Tura adalah nama klinik kesehatan yang kini menjadi langganan keluarga kami. hari sabtu lalu, aku dan istriku check up kesana. aku bahkan bertemu dengan rombongan keluarga ahlan syarif yang juga sedang check up. hari ini aku menemani ibuku kesana. aku senang sekali ibu mau ikut, karena ibu biasanya cuma mau ke dokter kalau udah parah banget.

terapis di klinik itu, mas hanif, menggunakan metode deteksi yang namanya palmologi (mendeteksi melalui telapak tangan) dan iridologi (mendeteksi melalui mata). waktu aku diperiksa, katanya aku punya sedikit masalah dengan pankreas dan hati. bagus tidaknya pankreas akan mempengaruhi kadar gula darah. sedangkan, gangguan pada hati akan mempengaruhi mata katanya. wah aku agak was was juga nih. soalnya aku memang berasal dari keluarga yang punya riwayat diabetes.

kalau ibuku, dia sudah lama mengalami hipertensi. tekanan darahnya pernah lebih dari 160. selain itu, dia juga mengalami pengapuran. makanya pundaknya suka sakit. bagian belakang kepala di sebelah kanan juga suka sakit. kata sang terapis, ibuku punya masalah dengan otak di sebelah kiri. aneh juga ya, karena yang sakit di kiri tapi efeknya di kanan. ah...mudah-mudahan tidak parah. satu hal yang paling mudah ditebak dari kondisi ibuku adalah kadar kolesterolnya. ia memang agak gemuk. jadi bisa diduga bahwa kolesterolnya agak tinggi.

sang terapis pun menyarankan ibuku menjalani perawatan detoksifikasi. katanya itu bisa membantu melancarkan aliran darah. sakit di bagian pundak yang ibuku sering alami, katanya adalah efek dari terhambatnya darah. maka untuk melancarkannya perlu didetox.

proses detox sederhana banget. kedua kaki ibuku direndam dalam sebuah baskom berisi air. lalu air tersebut dimasukkan alat yang dihubungkan ke sebuah mesin bertuliskan 'ion detox' selama 30 menit. pada 5 menit pertama, di permukaan air itu sudah tampak benda seperti minyak yang berwarna coklat mengambang. lama kelamaan jumlahnya semakin banyak dan sebagian warnanya agak hitam. di akhir waktu detox, air yang semula putih bening telah berubah warna menjadi hampir hitam. ngeliatnya aja aku udah ngeri. soalnya bener-bener udah kaya lumpur. beda banget dengan hasil detox istriku yang warnanya coklat muda dan airnya masih cukup jernih. tapi aku seneng juga ibu ngalamin detox. jadi dia tau kondisi organ dalamnya. mudah-mudahan setelah itu ibu jadi lebih bisa ngejaga makannya.

aku cukup nyaman dengan layanan di Na-Tura, karena terapisnya bisa diajak ngobrol panjang lebar. bisa nanya sepuasnya. selain itu obat yang digunakan juga berasal dari bahan-bahan alami. mudah-mudahan aja klinik ini bisa mempertahankan kualitasnya yang sekarang dan tidak terjerumus ke dalam komersialisasi semata seperti halnya yang terjadi dengan rumah sakit.

Sunday, September 11, 2005

Retro

kita adalah gabungan antara yang kasat dan gaib. tapi kita seringkali hanya mampu mengenali bagian diri kita yang kasat. kita mampu mengenali berapa tangan dan kaki kita, serta jari yang ada disana. mampu mengenali berapa mata kita. mampu mengenal letak hidung, dagu, tengkuk, dengkul. tapi kita tidak mampu melihat otak kita sendiri. kita tidak mampu melihat jantung kita sendiri.

makhluk hidup kata orang artinya masih memiliki nyawa. tetapi dimanakah nyawa itu bersemayam? apa bentuknya?

manusia hidup kata orang artinya masih memiliki jiwa. tetapi dimanakah jiwa itu bersemayam? apa bentuknya? apa jiwa sama artinya dengan nyawa? jika sama, berarti orang yang sakit jiwa adalah orang yang sakit nyawanya. jika tidak sama, lalu apakah jiwa itu. apa bedanya jiwa dengan kepribadian? apa bedanya jiwa dengan kesadaran?

ketika aku berpikir maka aku ada. begitu ujar seorang filosof. apa itu berpikir? kenapa eksistensi kita bergantung pada suatu hal?

ketika jin masuk ke dalam jasad dan mengambil alih kendali jasad, dimanakah peran jiwa? ketika seseorang yang mengalami depresi berat lalu mengalami split personality, yang manakah jiwanya? apakah fenomena-fenomena itu menunjukkan bahwa jiwa ada yang asli dan ada yang tidak asli? jika ya, seperti apakah jiwa yang asli itu.

tadi malam aku bertemu dengan seseorang melalui buku catatannya. tulisan-tulisan disana dibuat sekitar pertengahan 1997 sampai pertengahan 1998. isinya macam-macam, mulai dari lirik-lirik lagu, essay-essay ala demonstran, outline makalah untuk tugas kuliah, sampai curahan hati kepada perempuan. dia memaki sepuasnya disana. dia membanggakan beberapa orang sepuasnya disana. dia memotret situasi sepuasnya. dia berkarya! ya, itu kesimpulan ku. dia berkarya sepuasnya.

aku tau. dulu dia menganggap tulisan-tulisan itu naif, tidak berbobot, dan tidak pantas dipublikasi. aneh sekali. 8 tahun setelah ia tuliskan itu, aku melihat tulisan-tulisannya sangat berbeda sekali. aku melihatnya, dulu ia penuh semangat, penuh gairah, dan hidup. hampir semua tulisannya bicara tentang nasib rakyat. hampir semua tulisannya membela rakyat. dia...dia...berbeda sekali dengan yang aku kenal sekarang.

aku tau. 8 tahun bukanlah waktu yang pendek. pasti banyak pengalaman baru yang dia alami. tapi kenapa dia berubah sekali? dia yang ku kenal sekarang tak lagi mampu menulis puisi. dia tak mampu lagi menggubah lagu. dia tak lagi memproduksi essay-essay yang menyuarakan kegetiran hidup rakyat kecil. dia tak lagi memaki para mahasiswa yang tidak mau terlibat dalam perjuangan membela rakyat. dia berubah sekali.

dia kini hanya seorang karyawan yang setiap hari menjalani hidupnya pergi pagi pulang malam tanpa makna. jabatan memang dimilikinya, tapi tidak kesuksesan. dia bahkan tidak tau apa yang menjadi keahliannya. dulu dia mengabdi untuk kebebasan dirinya, tapi dia masih menyisakan waktu untuk memikirkan rakyat. masih menyisakan waktu untuk memikirkan perjuangan. tapi sekarang. jangankan memikirkan rakyat, memikirkan dirinya pun dia tak lagi lakukan.

apakah dia masih layak disebut ada? bukankah dia tak berpikir lagi.

aku memang tidak berhak mengomentarinya. toh aku belum tentu lebih baik darinya. karena itu aku cukupkan saja cerita itu sampai disini. aku juga lelah sebenarnya.

Wednesday, September 07, 2005

Security Breach Notification Law

sejak 1 mei sampai 6 september 2005 ini telah ada sedikitnya 19 negara bagian di Amerika Serikat yang mengeluarkan Undang-Undang tentang Security Breach Notification. undang-undang tersebut umumnya dibuat untuk mengantisipasi dan mengatasi aksi-aksi pencurian identitas (identity theft) yang kabarnya sudah sangat meresahkan disana.

apa sih identity theft itu? pada undang-undang yang terakhir keluar, yaitu di north carolina, identity theft dikategorikan sebagai tindak pidana dengan rumusan sebagai berikut:
"A person who knowingly obtains, possesses, or uses identifying information of another person, living or dead, with the intent to fraudulently represent that the person is the other person for the purposes of making financial or credit transactions in the other person's name, to obtain anything of value, benefit, or advantage, or for the purpose of avoiding legal consequences is guilty of a felony."

dengan rumusan tersebut di atas, identity theft dapat digolongkan sebagai penipuan. terutama untuk klausul "uses identifying information of another person." tapi klausul "obtains" dan "possesses" belum dapat masuk ke dalam kategori penipuan. karena dalam hal ini, informasi tersebut belum digunakan.

Tuesday, September 06, 2005

Memancing di Air Keruh

penipu memang tidak ada yang punya perasaan. bayangkan saja, bukannya membantu para korban badai katrina di amerika serikat, tetapi beberapa orang malah memanfaatkan bencana itu untuk memancing orang menyerahkan data-data keuangannya. tujuannya tidak lain untuk dikuras uangnya.

tindakan itu lazimnya dikenal sebagai phishing. si pelaku biasanya menyamar sebagai suatu institusi keuangan yang legitimate. mengirim e-mail atau memasang link di search engine agar si korban mau mengunjungi link yang dipasangnya. setelah si korban mengunjungi, maka pelaku akan mengambil data seperti password, pin, dan data lain yang dapat digunakan untuk masuk ke data keuangan si korban.

dalam situasi normal pun, phishing adalah tindakan yang tidak bermoral. tapi melakukan phishing dengan memanfaatkan momentum bencana alam dan menggunakan emosi orang sebagai jalan untuk mencapai tujuannya, tidak hanya tidak bermoral tetapi juga biadab. kedudukannya sama saja dengan para pemakan bantuan yang konon sangat banyak di Indonesia. mudah-mudahan polisi indonesia bisa mengantisipasi ini.