Saturday, September 17, 2005

Persimpangan Lintasan Jagakarsa

sebenarnya udah lama aku mau nulis ini. tapi lupa-lupa melulu. akhirnya baru kesampean sekarang.

yang aku mau omongin sebenernya sederhana. tiang! yup. tiang!

waktu di atas lintasan rel jagakarsa dibangun fly over, aku seneng banget. karena itu akan sangat mengurangi kemacetan. ternyata si kontraktor membuat tangga untuk naik/turun dari flyover yang letak tiang penyangganya mempersempit jalan dari arah depok ke arah kampung rambutan. nyempitnya itu enggak main-main. sebab dari 3 jalur, menjadi 1 jalur. padahal, 4 meter di seberang tiang itu adalah perlintasan kereta api. artinya untuk melewati jalan itu, semua kendaraan harus melintasi rel kereta api tersebut.

gemes banget aku sama orang yang buat tiang penyangga itu. bagaimana enggak. semua orang yang pernah lewat jalan itu tau, bahwa penyempitan jalan itu pasti menimbulkan kemacetan. belum lagi fakta bahwa seringkali kendaraan yang dari arah pasar minggu ke depok suka enggak mau ngalah. padahal, rel kereta diantara jalan tersebut sangat aktif pemakaiannya. hampir 5 menit sekali ada kereta yang lewat baik dari arah kota maupun dari arah bogor. itukan sangat membahayakan orang yang di dalam kendaraan, terutama mobil. bayangkan saja kalau dalam keadaan macet, tiba-tiba ada kereta yang mau lewat. bagaimana jika mobil yang ada di lintasan tidak cukup waktu untuk dipindahkan.

apa pernah ada mobil yang tahan ditabrak kereta?!!! enggak ada kan?!! jadi udah jelas bahwa bahaya besar mengancam masyarakat pengguna jalan tersebut akibat kebodohan si arsitek perancang tiang itu.

aku rasa pemerintah tidak punya pilihan selain membongkar tiang tersebut. jangan sayang dengan uang sekian puluh juta rupiah untuk membangun tiang tersebut. pikirkan bahwa tiang itu meresikokan NYAWA banyak orang. aku rasa kalo saja ada lembaga masyarakat yang peduli, pemerintah perlu disomasi. selain itu sang arsitek juga tidak bisa lepas tanggungjawab. karena hasil dari buah pikirannya telah membahayakan nyawa orang banyak. mudah-mudahan aku tidak sendirian yang berpikir seperti ini.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home