Tuesday, September 13, 2005

APJII v. Everyone

ya. tampaknya Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada hari-hari belakangan ini memiliki banyak musuh. sebelumnya mereka berseteru dengan pengelola cctld.id tentang pengelolaan nama domain .id. mister CA bahkan mengibaratkan perseteruan kedua pihak tersebut seperti perseteruan kedua anak kecil yang gak selesai-selesai. kita tau lah tabiat anak kecil. kalo ada maunya pasti mau menang sendiri. enggak mikirin orang lain dan enggak mikirin yang kita mau itu bener apa enggak. aku setuju sama mister CA.

sekarang APJII berantem lagi sama lembaga lain. kali ini pengurus IDC lawannya. akibatnya IDC mematikan Indonesia Internet Exchange (IIX). efeknya koneksi ke beberapa situs indonesia yang terkoneksi ke IIX jadi agak lambat.

berangkat dari dua kasus tersebut patutlah kita ajukan pertanyaan AADA atau Ada Apa Dengan APJII? kenapa pengurusnya yang sekarang cari perhatian terus sih dengan bikin ribut sama lembaga-lembaga yang jelas-jelas punya kontribusi besar terhadap perkembangan Internet di Indonesia? nyebelinnya kalo dirunut-runut, kok keliatannya semua ujung pangkal dari keributan tersebut kayanya terkait dengan duit. bener-bener gak respek.

padahal, Indonesia butuh banget kekompakan dari para penggiat teknologi tersebut. bukan apa-apa. kita ini tertinggal banget dari negara-negara lain. bukan karena kita goblok. tapi karena kita enggak kompak dan banyak oportunis yang cuma mau cari keuntungan pribadi tanpa mikirin orang lain. untuk masa-masa sekarang, menurut aku sih duit kita nomor sekiankan dulu lah. kita berkarya dulu. kita bangun fundamen Internet Indonesia yang kuat. aku sih enggak setuju kalo belum apa-apa kita udah nyerahin urusan ke pemerintah. karena itu artinya kita mundur. kita kembali terjebak dalam doktrin orba, bahwa pemerintah sebagai pembina.

kalo di amerika serikat us departement of commerce punya andil besar dalam menentukan kebijakan pengelolaan internet. itu karena mereka yang punya share besar waktu penelitian itu dilakukan. mereka yang dulunya mendanai proyek-proyek itu. jadi hak kekayaan intelektualnya menjadi milik mereka. tapi di indonesia kan beda. waktu masyarakatnya susah payah kerja, pemerintah masih belum ada yang ngerti. mereka sibuk ngabisin anggaran untuk urusan-urusan lain yang enggak relevan. nah terus sekarang mereka balik lagi mengurus urusan masyarakat, karena masyarakatnya enggak bisa damai. gimana sih!

tapi kalo udah begini kejadiannya, aku juga jadi agak pragmatis. aku sih enggak setuju kalo pengelolaan nama domain, ip address, dan koneksi IIX dilakukan berdasarkan hasil kompromi. biasanya praktek seperti itu akan membuat kinerja organisasi menjadi tidak profesional. sebaiknya semua pihak duduk bareng dan mencoba menyamakan asumsi dulu. orang-orang yang enggak punya kompetensi enggak usah diajak. kalo memang pertemuan itu tetep enggak nyambung, ya udah mereka yang lebih dipercaya organisasi internasional seperti ICANN dan WSIS lah yang sebaiknya menentukan arah. kalau perlu jalan sendiri. jangan takut dengan pembunuhan karakter melalui media massa oleh lawannya, sebab ini demi kemajuan Internet indonesia.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home