Saturday, February 21, 2004

Nyoblos Yuk

kemarin saya dapet surat dari KJRI Chicago. ternyata isinya surat suara, kartu pemilih, dan amplop untuk ngirim balik ke KJRI. wah pengalaman pertama nih milih gak di TPS. oia, agak kaget juga sih pas ngebuka surat suaranya. soalnya gede banget, kaya poster. udah gitu pas diperhatiin ternyata dari sekian nama caleg yang tertulis, cuma beberapa aja yang saya pernah denger. ya moga2 aja para kucing dalam karung itu bukan garong yang setelah berkuasa nanti kerjaannya maling doang. piss bro..

Monday, February 16, 2004

Catatan Kajian

Sabtu kemarin saya ikut kegiatan kajian tentang Islam di rumah salah satu sesepuh masyarakat Indonesia di Madison. Sang tuan rumah dan sekaligus pembicara pada pertemuan itu adalah Bapak Prastowo. Saya membuat sedikit catatan tentang pertemuan tersebut. Semoga ada manfaatnya.

---------------------

Materi yang disampaikan oleh Pak Pras sangat menarik dan bermanfaat bagi saya terutama dalam 3 poin sebagai berikut. Poin pertama terkait dengan dasar-dasar agama islam. Pak Pras mengingatkan kita kembali akan rukun-rukun iman dan islam yang menjadi dasar agama islam. Terus terang awalnya saya bosen, karena ngerasa bahwa materi yang dibawakan sudah saya ketahui. Tapi ketika Pak Pras bicara mengenai takdir, tiba-tiba apa yang dibicarakannya menjadi sangat aktual. Ternyata, saya mendapatkan bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang sesuatu yang tadinya saya pikir sudah tahu. Saya juga menjadi sadar bahwa ternyata selama ini saya hanya mengenal rukun iman dan rukun islam -dasar2 agama islam- sebatas hafalan. Tiba-tiba saya merasa malu sekali mengaku sebagai orang islam. Sedikit sekali waktu, pikiran, biaya, dan kemauan saya investasikan untuk menambah ilmu saya dalam hal ini. Saya bahkan tidak ingat kapan terakhir kali saya memikirkan tentang hari kiamat, padahal saya tahu suatu saat saya pasti akan: mati.

Poin kedua terkait dengan konsekuensi dari keislaman kita. Pak Pras menegaskan bahwa dalam pribadi seorang muslim terletak tanggung jawab untuk senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Pelaksanaan tanggung jawab ini dipantau oleh Allah dengan - menurut istilahnya Pak Pras - teknologi yang jauh lebih hebat dari Circuit Closed TV paling canggih. Karena itu, setiap muslim seharusnya senantiasa menyadari bahwa segenap alam pikirannya, ucapan-ucapannya, tindakan-tindakannya, dan bahkan mimpi-mimpinya itu pasti diketahui oleh Allah. Pada titik ini, saya merasa disentil kembali. Tiba-tiba berseliweran di kepala saya bayangan mengenai masa-masa have fun go mad yang penuh dengan hura-hura, maksiat, ketidakpedulian dan bahkan pengingkaran terhadap ajaran agama yang pernah saya lewati. Terus terang mengingat itu semua membuat saya menjadi gelisah. Gak berani saya ngebayangin apa yang akan menimpa saya setelah mati nanti, abis ngerasa udah kebanyakan dosa. Hiiiyyy...

Segala puji bagi Allah, ternyata Pak Pras selanjutnya menguraikan tentang: pertobatan. Inilah poin ke-3 dalam catatan saya. Terus terang setiap mendengar kata 'tobat' saya itu sebenernya selalu berada dalam kondisi antara harapan dan keputus-asaan. Maksudnya, pada satu sisi saya yakin jika saya bertobat maka ada harapan Allah akan mengampuni dosa-dosa saya. Di sisi lain saya seringkali frustasi karena ternyata sulit sekali untuk benar-benar tobat atau dengan kata lain cuma tobat sambel. Tetapi dari masukan teman-teman pada waktu diskusi, saya menjadi yakin bahwa selama kita masih ada niat untuk kembali ke jalan Allah, maka janganlah pernah kita berputus-asa dalam melakukan pertobatan. 'Tobat itu anugerah Allah,' kata Pak Ridwan. 'Sifat-sifat Allah yang maha pengasih dan penyayang itu jauh lebih banyak daripada sifat-sifat yang menghukum,' kata Nurul. Tapi ya jangan ditunda-tunda juga. Jangan sampai menunggu - istilahnya Dadit - tobat in last minute. Soalnya kita kan enggak tahu sampai berapa lama usia kita. Kalau kita udah keburu meninggal sebelum sempat bertobat, apalagi meninggalnya di tempat dugem lagi, yang rugi kan kita juga.

Kesimpulannya: jangan pernah berputus asa dari kasih sayang Allah. Dia tidak pernah meninggalkan kita, walaupun kita telah sering melupakan-Nya. It happens to me.

Thursday, February 05, 2004

Kita dan Pola Belanja

...

pribadi seseorang dapat dilihat dari pola belanjanya
ada orang yang biasa menunda belanja yang wajib (misalnya: zakat), tetapi mendahulukan yang tidak wajib
ada orang yang biasa menunda belanja yang halal, tetapi mendahulukan yang haram (misalnya: untuk mabuk-mabukan)
ada orang yang biasa menunda belanja yang mendesak (misalnya: membayar hutang), tetapi mendahulukan yang tidak mendesak
ada orang yang biasa menunda belanja yang dapat menambah ilmu, tetapi mendahulukan yang tidak menambah ilmu (misalnya: baju)
ada orang yang sama sekali tidak bisa menahan diri dalam berbelanja, sehingga nekat berhutang atau korupsi
dan sebagainya....

waspadalah...
jangan sampai kita jadi orang yang senang memperbagus topeng, daripada memperbagus isi
senang beli baju, tapi badan yang dibungkusnya enggak pernah diajak olahraga
senang beli lipstik, tapi mulutnya enggak pernah dibiasain untuk ngomong yang baik dan bermanfaat
senang beli mobil, tapi seringnya dipake untuk mengunjungi tempat hiburan
dan sebagainya...

waspadalah...

Monday, February 02, 2004

Setelah Menonton The Message

my dear god,
please let me always connect to you.
please...


['the message' is a must-see movie]