Tuesday, November 15, 2005

Memasarkan Lembaga Riset

kemarin aku ngobrol 2 jam sama rendy di sarinah. yah selain bicarain tentang keluarga, kita juga bahas macam-macam tentang pekerjaan dan rencana-rencana karir kita. rendy sekarang bergabung sebagai freelancer dalam suatu kantor pengacara dan suatu lembaga pendidikan dan pelatihan yang basisnya juga di bidang hukum.

lemdiklatnya itu lembaga baru. sama sekali belum established. bahkan rendy sendiri mengakui bahwa founder dari lembaga tersebut belum memiliki konsep yang jelas mengenai arah lembaga tersebut. mendengar pengakuannya tersebut, aku jadi tergelitik untuk make teori-teori marketing yang baru aku pelajari untuk membedah permasalahannya. dan ternyata, it works.

beberapa hal menjadi jelas setelah aku mewawancari rendy. pertama, dia mungkin sudah mengetahui bahwa segmen pasar nya adalah kalangan bisnis. tetapi, ia belum memiliki target yang jelas. untuk itu seharusnya ia menetapkan kalangan bisnis manakah yang akan ia dekati. lalu dia menetapkan target keberhasilan, kesuksesan, dan effort yang akan dikeluarkan. misalnya, dalam 1 minggu ia akan memasukkan 100 proposal ke perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan bidang telekomunikasi. jika ia sudah menetapkan targetnya, maka barulah ia menetapkan positioning nya. ingat! positioning adalah janji yang kita berikan pada klien kita. jadi jangan sembarangan ngobral janji. bisnis adalah suatu hubungan kepercayaan. jadi bagaimana mungkin orang mau percaya, jika kita tidak menepati janji.

kedua, ia tidak sanggup menceritakan kepadaku apa rencana bisnisnya 3 detik setelah aku menanyakan hal itu padanya. dalam dunia bisnis dikenal suatu tes yang disebut sebagai elevator tes. maksudnya begini. biasanya top eksekutif suatu perusahaan itu kan orang sibuk atau setidaknya mereka ingin orang melihat mereka sebagai individu yang sibuk. orang-orang seperti itu biasanya tidak mau menghabiskan waktu berlama-lama dengan orang yang baru mereka kenal. apalagi dengan orang yang berpotensi membuat mereka keluar uang banyak. karena itu, dalam suatu pertemuan biasanya bos-bos besar itu cenderung tidak ingin mengeksplor ide awal yang dimiliki oleh para konsultannya di ruang rapat. mereka biasanya mengajak konsultan itu berjalan bersama mereka dan meminta konsultan itu menceritakan idenya selagi mereka di dalam elevator/lift. nah...selama 30 detik itulah waktu paling berharga yang dimiliki oleh sang konsultan. jika ia mampu mempresentasikan idenya pada momen itu dan sang bos menyukainya, besar kemungkinan ia akan memperoleh klien baru. tapi sebaliknya, kalau si bos tidak menyukainya, bubarlah hasil kerja siang malam selama berhari-hari. nah...belajar dari hal tersebut, maka jelas bahwa adalah penting untuk segera menjawab apa rencana yang kita miliki, jika seseorang bertanya. karena itulah momen untuk menarik perhatiannya. jika orang sudah tertarik, ia mungkin akan mencari tahu lebih banyak. jadi saran aku sih, pikirkan dulu model bisnis yang akan dijalankan secara mendalam. jika sudah agak jelas, baru bicarakan pada orang lain. siapa tahu, orang itu mau jadi investor kita.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home